;

Senin, 16 November 2015

JALAN = BERGERAK

Senin, 16 November 2015

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh - sungguh (urusan) yang lain
---QS Asy Syarh (94):7

Sebagai muslim, kita diperintahkan bergerak. Dan memang tugas kita adalah bergerak. Hasil dari gerak kita, hanya Allah yang tahu. Allah-lah yang menentukan apa yang diperoleh dari setiap gerak langkah kita. Yang menjadi kewajiban kita adalah menentukan tujuan yang hendak dicapai dari langkah kita dan memilih jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Capailah setinggi - tingginya impian kita, namun dalam proses mencapainya harus dengan akal sehat. Harus pula pandai - pandai memilih jalan yang tepat.

Jalan Untuk Bergerak
Jalan secara fisik selalu kita butuhkan setiap saat. Di kampung, bahkan jalan menjadi ruang bertegur sapa bagi setiap orang yang lewat. Menuju ke kota dengan segala kesibukan masyarakatnya, sapaan cenderung berubah menjadi sekedar anggukan dan senyuman. Semakin jauh ke jalan raya, bahkan dimana sesama warga tidak saling mengenal, namun mereka memiliki kepentingan yang sama, yaitu menggunakan jalan agar secepat mungkin mencapai tujuannya. Kecenderungan yang terjadi, khususnya di jalan raya kepentingan - kepentingan individu seakan - akan menjadi hal yang utama. Padatnya jalan raya oleh kendaraan bermotor merupakan tanda betapa kuatnya kepentingan induvidu dalam memuaskan kebutuhannya. Kegagalan pemerintah menyediakan kendaraan umum yang dinilai tidak nyaman , aman dan tepat waktu sesuai kebutuhan masyarakat, memperkuat keinginan individu untuk menggunakan kendarannya sendiri. Ditambah kemudahan mendapatkan kendaraan dengan keringanan cicilan, bujukan dan rayuan pemasar kendaraan yang ditugaskan untuk mencapai target penjualan yang dilihat dari banyaknya kendaraan yang berhasil dijual, maka sudah pasti jumlah kendaraan terus berpacu memenuhi jalan raya. Kemacetan dan kesemrawutan menjadi pemandangan keseharian. Perilaku pengguna jalan selalu merasa harus diutamakan dan meminta pengguna jalan lain untuk memberi jalan, meskipun belum tentu diapun akan melakukan hal yang sama terhadap pengguna jalan yang lain, termasuk pejalan kaki yang hendak menyeberang. Opini masyarakat digiring ke arah pemikiran bahwa yang penting pembangunan ke arah kemajuan terus dilakukan, fasilitas dibangun, jalan diperlebar untuk kendaraan pribadi yang membludak. Kesemuanya menjadi alasan pemerintah untuk satu tujuan yaitu peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dengan sumber terbesar berasal dari  pemasukan pajak, khususnya pajak kendaraan bermotor. Di sisi yang lain, Pemerintah lupa memberi pembelajaran bagi warganya bagaimana menjadi pengguna jalan yang baik.

Bergerak Secara Islami
Islam mengajarkan bahwa siapun tidak diperkenankan mengejar kepuasan pribadi yang menyebabkan kenyamanan orang lain terganggu. Aturan perlu ditegakkan untuk membuat manusia selalu di jalan yang benar. Penanaman aturan perlu dilakukan sedini mungkin tanpa mengenal usia. Sejak anak - anak sudah dilatih mengenal aturan - aturan itu, diajarkan kepatuhan, ditananamkan kesadaran, kedisiplinan dan dituntunnya pengertian - pengertian. Ini berarti jiwa digerakkan ke arah kebenaran dan kebaikan. Ada aturan yang tertulis bahwa jalan raya adalah tempat semua individu patuh tidak berkendaraan cepat, tidak membahayakan orang lain. Agar jiwa selalu bergerak sesuai aturan ia harus dibiasakan, dilatih bahkan dipaksakan dan diberi hukuman bagi yang melanggar.
Bagaimana dengan jiwa yang diam? Islam hanya memberi dua kemungkinan kemana jiwa akan memilih, dosa atau pahala, surga atau neraka, salah atau benar. Dua pilihan tersebut memberi ilustrasi kepada jiwa, bergerak maju lebih Islami, atau bergerak mundur menjauhi Islam.Silahkan memilih!!?


SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1438 H Semoga kita semua dapat Hijrah kepada kehidupan dan amal yang lebih baik. Aamiin

MUHAMMAD YANIS - Senin, November 16, 2015

0 komentar:

Posting Komentar